PUNCAK SUROLOYO
Alamat: Desa Gerbosari, Samigaluh, Kulon
Progo, Yogyakarta, Indonesia
Koordinat GPS: S7°38'50.2" E110°10'48.1"
Puncak Suroloyo yang menjadi tempat
pertapaan Sultan Agung dan kiblat pancering bumi di tanah Jawa memberi anda
kesempatan melihat empat gunung besar di Pulau Jawa, Candi Borobudur dan
pemandangan matahari terbit.
- Puncak Suroloyo, Meneropong Borobudur dari Pertapaan Sultan Agung
Matahari muncul dalam warna kemerahan
kurang lebih pada pukul 5.00 WIB, menyembul di antara ranting pohon yang
berwarna hijau. Sinarnya membuat langit terbagi dalam tiga warna utama, biru,
jingga dan kuning. Serentak saat warna langit mulai terbagi, sekelompok burung
berwarna hitam mulai meramaikan angkasa dan membuat suara serangga tanah yang
semula kencang perlahan melirih.
Empat gunung besar di Pulau Jawa, yaitu
Merapi, Merbabu, Sumbing dan Sindoro menyembul di antara kabut putih. Ketebalan
kabut putih itu tampak seperti ombak yang menenggelamkan daratan hingga yang
tersisa hanya sawah yang membentuk susunan tapak siring dan pepohonan yang
terletak di dataran yang lebih tinggi. Dari balik kabut putih itu pula, stupa
puncak Candi Borobudur yang tampak berwarna hitam muncul di permukaan lautan
kabut.
Itulah pemandangan yang bisa dilihat saat
fajar ketika berdiri di Puncak Suroloyo, buykit tertinggi di Pegunungan Menoreh
yang berada pada 1.091 meter di atas permukaan laut. Untuk menikmatinya, anda
harus melewati jalan berkelok tajam serta menakhlukkan tanjakan yang cukup
curam, dan memulai perjalanan setidaknya pada pukul 2 dini hari. Dua jalur bisa
dipilih, pertama rute Jalan Godean - Sentolo - Kalibawang dan kedua rute Jalan
Magelang - Pasar Muntilan - Kalibawang. Rute pertama lebih baik dipilih karena
akan membawa anda lebih cepat sampai. Tentu anda mesti berada dalam kondisi
fisik prima, demikian juga kendaraan yang mesti berisi bahan bakar penuh serta
bila perlu membawa ban cadangan.
Setelah berjalan kurang lebih 40 km, anda
akan menemui papan penunjuk ke arah Sendang Sono. Anda bisa berbelok ke kiri
untuk menuju Puncak Suroloyo, namun disarankan anda berjalan terus dahulu
sejauh 500 meter hingga menemui pertigaan kecil dan berbelok ke kiri karena
jalannya lebih halus. Dari situ, anda masih harus menanjak lagi sejauh 15 km
untuk menuju Puncak Suroloyo. Sebuah perjalanan yang melelahkan memang, namun
terbayar dengan keindahan pemandangan yang dapat dilihat.
Pertanda anda telah sampai di bukit
Suroloyo adalah terlihatnya tiga buah gardu pandang yang juga dikenal dengan
istilah pertapaan, yang masing-masing bernama Suroloyo, Sariloyo dan Kaendran.
Suroloyo adalah pertapaan yang pertama kali dijumpai, bisa dijangkau dengan
berjalan kaki menaiki 286 anak tangga dengan kemiringan 300 - 600. Dari puncak,
anda bisa melihat Candi Borobudur dengan lebih jelas, Gunung Merapi dan
Merbabu, serta pemandangan kota Magelang bila kabut tak menutupi.
Pertapaan Suroloyo merupakan yang paling
legendaris. Menurut cerita, di pertapaan inilah Raden Mas Rangsang yang
kemudian bergelar Sultan Agung Hanyokrokusumo bertapa untuk menjalankan wangsit
yang datang padanya. Dalam kitab Cabolek karya Ngabehi Yosodipuro yang ditulis
pada abad 18, Sultan Agung mendapat dua wangsit, pertama bahwa ia akan menjadi
penguasa tanah Jawa sehingga mendorongnya berjalan ke arah barat Kotagede
hingga sampai di Pegunungan Menoreh, keduia bahwa ia harus melakuykan tapa
kesatrian agar bisa menjadi penguasa.
Menuju pertapaan lain, anda akan melihat
pemandangan yang berbeda pula. Di puncak Sariloyo yang terletak 200 meter barat
pertapaan Suroloyo, anda akan melihat Gunung Sumbing dan Sindoro dengan lebih
jelas. Sebelum mencapai pertapaan itu, anda bisa melihat tugu pembatas propinsi
DIY dengan Jawa Tengah yang berdiri di tanah datar Tegal Kepanasan. Dari
pertapaan Sariloyo, bila berjalan 250 meter dan naik ke pertapaan Kaendran,
anda akan dapat melihat pemandangan kota Kulon Progo dan keindahan panati
Glagah.
Usai melihat pemandangan di ketiga
pertapaan, anda bisa berkeliling wilayah Puncak Suroloyo dan melihat aktivitas
penduduk di pagi hari. Biasanya, mulai sekitar pukul 5 pagi penduduk sudah
berangkat ke sawah sambil menghisap rokok linting. Bila anda berjalan di dekat
para penduduk itu, aroma sedap kemenyan akan menyapa indra penciuman sebab
kebanyakan pria yang merokok mencampur tembakau linting dengan kemenyan untuk
menyedapkan aroma.
Selain memiliki pemandangan yang
mengagumkan, Puncak Suroloyo juga menyimpan mitos. Puncak ini diyakini sebagai kiblat
pancering bumi (pusat dari empat penjuru) di tanah Jawa. Masyarakat
setempat percaya bahwa puncak ini adalah pertemuan dua garis yang ditarik dari
utara ke selatan dan dari arah barat ke timur Pulau Jawa. Dengan mitos, sejarah
beserta pemandangan alamnya, tentu tempat ini sangat tepat untuk dikunjungi
pada hari pertama di tahun baru.
0 komentar :
Posting Komentar