JURUG TAMANASARI
Alamat : Wonosari, Semoyo, Patuk,
Gunungkidul
Koordinat GPS : 7°52'17.1"S
110°29'08.4"E
Jurug Tamanasari Semoyo, salah satu pesona wisata
dikawasan Patuk – Gunungkidul. Eksotisme wisata air jurug yang masih
tersembunyi yang menjadikan daya tarik istimewa.
- Jurug Tamansari, Surga dibalik bebatuan nan tandus.
Jurug
Taman Sari (JTS), adalah satu destinasi wisata luar biasa yang hingga sekarang
belum banyak dikenal orang. Tidak sulit menemukan tempat tersebut. Kondisi
jalan dari Piyungan ke arah Kota Wonosari yang sangat mulus, memudahkan
perjalanan kami siang hari itu.
Kecantikan
Gunungkidul sudah dimulai ketika kami sampai di Bukit Bintang. Dari puncak
tersebut, hamparan Kota Jogja tampak indah terlukis di batas cakrawala. Pasti
lebih elok dinikmati saat malam tiba.
Tujuan
utama kami hari itu adalah Dusun Wonosari, Desa Semoyo, Kecamatan Patuk. Sebuah
kawasan desa dengan keindahan alamnya yang masih tersembunyi. Kampung ini
berada sekitar 2 kilometer arah selatan kota Kecamatan Patuk. Memasuki dusun
ini, kesan pertama yang muncul adalah keramahan sikap warganya menyambut siapa
pun yang datang.
Tapi
tentu bukan itu satu-satunya daya tarik yang dimiliki Dusun Wonosari. Di
sepanjang jalan tanah yang kami lewati menuju titik Jurug Lengkongsari,
bebatuan besar menjulang di kiri kanan jalan. Beberapa ekor burung liar yang
terkejut mendengar langkah kaki kami, sontak terbang menghambur keluar dari
dahan pepohonan.
Jarak
dari pintu masuk desa ke lokasi air terjun sebenarnya tidaklah jauh, hanya 500
meter. Namun karena medan jalan yang sulit, tak urung perjalanan itu membuat
kami mandi keringat. Beruntung, apa yang kami dapatkan kemudian serasa
benar-benar langsung mengobati segala keletihan. Tiga aliran air di lokasi yang
berbeda-beda, Air Terjun Banyu Sumurup, Grejek-grejek, dan Lengkongsari, jatuh
secara bersama-dari ketinggian 15 meter ke Sungai Semoyo yang mengalir di
bawahnya.
Mendengar
suara deburan airnya, tempias air yang mengabut di sekitar air jatuh dan
membentuk dinding-dinding batu di sekilingnya, benar-benar telah mencuri
perhatian kami saat itu. Terpana. Bagaimana bisa ada tempat sedahsyat ini
hingga bertahun-tahun lamanya dibiarkan merana?
“ Sebenarnya sudah sejak lama kami menyadari keindahan air terjun
dan panorama alam di desa kami itu,” ungkap Ketua POKDARWIS. Namun, lanjutnya,
baru bulan Desember 2013 lalu dideklarasikan sebagai desa wisata, atas dorongan
seorang wartawan sebuah televisi swasta, Rofieq. Selanjutnya, destinasi ini telah di-lounching Minggu 30 Maret 2014 yang lalu.
0 komentar :
Posting Komentar